Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal secara cepat dan progresif yang
disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain karena adanya mutasi gen dan
paparan bahan-bahan karsinogenik (Wilson, 2005). Kanker merupakan penyebab
kematian terbanyak kedua di dunia setelah penyakit kardiovaskular.
Pengobatan konvensional yang umum dilakukan pada penyakit
kanker antaranya dengan pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Namun, terapi
kanker secara pembedahan tidak dapat dilakukan khususnya pada sel kanker yang
telah menyebar (metastasis), sementara pengobatan kemoterapi dan radiasi dapat
menimbulkan efek samping. Oleh karena itu diperlukan sebuah alternatif
pengobatan terutama yang berasal dari bahan alam yang pastinya mudah didapat,
murah, efektif, dan tanpa efek samping (Hawariah : 1998).
Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan
digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah kamboja (Plumeria alba). Kamboja mudah sekali
ditemukan dan didapatkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat
Indonesia telah lama menggunakan kamboja sebagai obat tradisional untuk
mengobati berbagai macam penyakit.
Daun kamboja (Plumeria
alba Linn), mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, glycoside, dan
alkaloid (Hidayat : 2001). Penelitian menjukkan bahwa ekstrak daun kamboja mempunyai
potensi toksisitas akut. Hal tersebut berkaitan dengan senyawa yang terdapat
dalam daun kamboja yaitu flavonoid.
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak tersebar di alam dan
memiliki efek potensial yang menguntungkan pada kesehatan manusia sebagai
antivirus, anti-alergi, anti-inflamasi, antikanker dan antioksidan.
Melalui
metode studi pustaka dan pengumpulan data, maka
didapatkan bahwa kandungan favonoid dalam Plumeria alba dapat digunakan sebagai
obat antikanker. Mekanisme flavonoid sebagai antikanker ada beberapa teori,
yaitu flavonoid sebagai antioksidan, flavonoid sebagai penghambat proliferasi kanker, Flavonoid
sebgai penghambat aktivitas reseptor tirosin kinase, dan
flavonoid sebagai pengurang
resistensi tumor terhadap agen kemoterapi.
Pemanfaatan
Plumeria alba sebagai obat anti kanker dilakukan dengan memilih bentuk teh
(Plutea). Hal ini terkait dengan teh yang sudah
menjadi minuman yang dikenal luas oleh masyarakat sehingga Plutea (Plumeria alba Tea) dapat digunakan sebagai konsumsi sehari-hari
yang berguna bagi kesehatan. Selanjutnya Plutea
dikemas dalam bentuk teh celup sehingga lebih praktis.